JAKARTA – Sebuah penghargaan tidak hanya sekadar pengakuan, tetapi juga cerita tentang komitmen, kolaborasi, dan hubungan emosional yang terjalin erat. Itulah yang tergambar ketika Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr. H. Zainal A. Paliwang, S.H., M.Hum., menerima Anugerah Sahabat Pers dari Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dalam Malam Apresiasi dan Dialog Kebangsaan di Hotel Jayakarta, Jakarta Barat, Selasa (20/5/25).
Penghargaan ini bukan sekadar formalitas. Ia lahir dari kisah panjang dukungan tanpa syarat Gubernur Zainal terhadap dunia pers, khususnya media siber di Kaltara. Sejak awal kepemimpinannya, sosok yang akrab disapa “Pak Gubernur” ini telah membuka pintu lebar bagi insan pers, mendengarkan aspirasi, dan turun langsung membina ekosistem jurnalistik di Bumi Benuanta.
Dalam sambutannya, Gubernur Zainal mengenang perjalanan SMSI Kaltara yang awalnya hanya bisa dihitung dengan jari Kini, di bawah kepemimpinannya, SMSI Kaltara telah berkembang pesat dengan 73 perusahaan media siber terdaftar. “Ini buah dari kolaborasi,” ujarnya dengan nada haru.
Bagi insan pers di Kaltara, Gubernur Zainal bukan sekadar pemimpin formal. Ia adalah sahabat yang hadir dalam suka dan duka dunia media. Tak jarang, ia turun langsung memediasi tantangan yang dihadapi rekan-rekan jurnalis, mulai dari pembinaan sumber daya manusia, dukungan Uji Kompetensi Wartawan (UKW), hingga memastikan keberlanjutan jurnalisme berkualitas.
Bagi SMSI Kaltara, Gubernur Zainal adalah pemimpin yang “merasakan denyut nadi pers”. Ketua SMSI Kaltara dalam kesempatan terpisah menyebut, “Beliau tidak hanya memberi dukungan kebijakan, tetapi juga mendengarkan keluh kesah kami seperti keluarga sendiri.”
Hubungan ini terlihat nyata ketika Gubernur Zainal kerap menggelar dialog informal dengan awak media, baik di kediamannya maupun dalam forum-forum santai. “Kami tidak ingin hubungan pemerintah dan pers hanya transaksional. Pers adalah mitra strategis pembangunan,” tegasnya.
Anugerah yang Menjadi Motivasi
Menerima penghargaan ini, Gubernur Zainal menyebutnya sebagai “bahan bakar” untuk terus bekerja lebih keras. “Ini bukan akhir, tapi pengingat bahwa Kaltara butuh pers yang kuat dan independen,” ujarnya di hadapan ratusan insan media.
Ia pun berpesan: “Media siber adalah garda depan demokrasi. Mari terus bersinergi membangun Kaltara tanpa meninggalkan etika dan kualitas jurnalisme”.***(dkisp)