SUBSCRIBE
Aspirasi Rakyat Merdeka
  • Home
  • Kaltara
    • Pemprov
    • Bulungan
    • Tarakan
    • Nunukan
    • Tana Tidung
  • Kriminal
  • Kaltim
  • Nasional
  • Internasional
  • Politik
  • Opini
  • My Bookmarks
Reading: Sejarah Kebebasan Pers dan Tantangan Masa Kini dalam Peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia
Share
Aspirasi Rakyat MerdekaAspirasi Rakyat Merdeka
Font ResizerAa
  • Home
  • Kaltara
  • Kriminal
  • Kaltim
  • Nasional
  • Internasional
  • Politik
  • Opini
  • My Bookmarks
Search
  • Home
  • Kaltara
    • Pemprov
    • Bulungan
    • Tarakan
    • Nunukan
    • Tana Tidung
  • Kriminal
  • Kaltim
  • Nasional
  • Internasional
  • Politik
  • Opini
  • My Bookmarks
Have an existing account? Sign In
Follow US
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Blog

Sejarah Kebebasan Pers dan Tantangan Masa Kini dalam Peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia

admin01
admin01
Published Mei 3, 2025
Share
5 Min Read
SHARE

Pada tanggal 3 Mei 2025 ini, dunia kembali memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia, sebuah momen penting untuk merefleksikan perjalanan panjang kebebasan pers dan tantangan kontemporer yang dihadapi oleh dunia jurnalistik. Berikut penjelasan komprehensif tentang sejarah kebebasan pers dan tantangan masa kininya.

Sejarah Kebebasan Pers di Indonesia

Perjalanan kebebasan pers di Indonesia telah melalui berbagai fase politik yang penuh gejolak:

Masa Kolonial Belanda

Pers di Indonesia mulai berkembang sejak masa pemerintahan kolonial Belanda, dimana surat kabar sering menjadi alat perjuangan rakyat. Pemerintah kolonial kerap menutup dan melarang terbitan yang dianggap mengancam kekuasaan mereka.

Masa Orde Lama (1945-1965)

Awal kemerdekaan memberikan angin segar bagi kebebasan pers, namun situasi berubah setelah tahun 1950. Pada 1957, pemerintah Orde Lama melakukan 125 tindakan antipers termasuk 32 pemberedelan media seperti Harian Indonesia Raya, Pedoman, dan Nusantara. Puncaknya adalah penerapan Demokrasi Terpimpin tahun 1959 yang membelenggu pers dengan Surat Izin Terbit (SIT) dan sensor ketat.

Masa Orde Baru (1966-1998)

Awal Orde Baru sempat memberi harapan dengan UU Pokok Pers No. 11 Tahun 1966, namun justru menjadi alat kontrol melalui SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Peristiwa Malari 1974 menyebabkan pemberedelan 14 media, dan tahun 1978 Harian Kompas sempat ditutup selama dua pekan. Tahun 1982, 11 media termasuk Tempo dibredel karena pemberitaan kritis.

Era Reformasi (1998-sekarang)

Reformasi membawa perubahan signifikan dengan dibubarkannya Departemen Penerangan dan lahirnya UU Pers tahun 1999 yang menghapus penyensoran dan pemberedelan. Namun tantangan baru muncul berupa serangan digital dan doxing terhadap jurnalis.

Asal-usul Hari Kebebasan Pers Sedunia

Hari Kebebasan Pers Sedunia yang diperingati setiap 3 Mei dicanangkan oleh Majelis Umum PBB tahun 1993, berasal dari Rekomendasi Konferensi Umum UNESCO tahun 1991 yang merespon Deklarasi Windhoek di Namibia . Deklarasi bersejarah ini merupakan seruan jurnalis Afrika untuk kebebasan pers dan menjadi pengingat bagi pemerintah dunia untuk menghormati komitmen mereka.

Tujuan peringatan ini antara lain:

– Menilai kondisi kebebasan pers global.

– Membela independensi media.

– Merayakan prinsip dasar kebebasan pers.

– Menghormati jurnalis yang gugur.

Tantangan Kebebasan Pers Masa Kini

Di era digital ini, kebebasan pers menghadapi tantangan kompleks:

1. Ancaman Digital dan Teknologi

– AI dan Otomasi : Kecerdasan Buatan mengubah lanskap jurnalistik dengan risiko penyebaran disinformasi, deepfake, dan pengawasan massal terhadap jurnalis.

– Serangan Siber: Doxing (pembocoran data pribadi) dan perundungan daring terhadap jurnalis meningkat.

– Algoritma Platform: Kontrol oleh platform digital besar terhadap arus informasi.

2. Tekanan Ekonomi dan Politik

– Konsentrasi kepemilikan media oleh oligarki politik dan bisnis.

– Ketergantungan pada pendanaan iklan yang mempengaruhi independensi.

– Penggunaan UU seperti UU ITE untuk kriminalisasi jurnalis.

3. Kekerasan dan Intimidasi

– 15 kasus serangan digital terhadap media dan jurnalis dilaporkan di Indonesia sepanjang 2022.

– Ancaman fisik, pembunuhan, dan penculikan masih terjadi di berbagai negara.

4. Krisis Integritas Media

– Kompetisi bisnis digital mendorong praktik clickbait dan jurnalisme sensasional.

– Melemahnya jurnalisme investigatif karena biaya tinggi.

5. Banjir Informasi dan Disinformasi

– Media sosial menenggelamkan jurnalisme profesional dalam hiruk-pikuk opini tak berdasar.

– Meningkatnya produksi dan penyebaran konten palsu.

Tema Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025

Tahun ini mengangkat tema “Reporting in the Brave New World – The Impact of Artificial Intelligence on Press Freedom and the Media” yang fokus pada dampak AI terhadap kebebasan pers . AI dinilai memiliki potensi ganda:

– Peluang : Mempermudah akses informasi, pengecekan fakta, dan partisipasi demokratis

– Ancaman : Penyebaran disinformasi, pengawasan massal, dan ancaman terhadap keberlangsungan media independen

Refleksi dan Harapan

Sejarah membuktikan bahwa kebebasan pers bukan hadiah dari penguasa, melainkan hasil perjuangan panjang . Di Indonesia, dari masa kolonial hingga reformasi, pers selalu menjadi ruang perjuangan antara kebenaran dan kekuasaan.

Di tengah tantangan era digital, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, media, dan masyarakat sipil untuk:

– Melindungi jurnalis dari berbagai bentuk ancaman

– Menjaga independensi media dari intervensi politik dan bisnis

– Mendorong regulasi yang melindungi kebebasan pers

– Meningkatkan literasi media masyarakat

Sebagaimana ditegaskan dalam berbagai peringatan Hari Kebebasan Pers, ketika pers dibungkam, yang hilang bukan hanya berita, tetapi juga kesadaran kolektif, hak publik, dan nyawa demokrasi itu sendiri . Di momentum peringatan 3 Mei 2025 ini, kita diingatkan bahwa kebebasan pers yang telah diperjuangkan dengan susah payah harus terus dijaga dan diperjuangkan oleh seluruh elemen masyarakat.***(Dari Berbagai Sumber)

You Might Also Like

Polda Kaltara Sita 907 Botol dan 51 Kaleng Minuman Beralkohol, Hasil Operasi Pekat Kayan 2025

Nasi Basi di Hutan hingga Jembatan Darurat Kayu: Keprihatinan Gubernur Kaltara atas Nasib Warga Perbatasan

Kenaikan Tarif PDAM Bulungan Tak Indahkan Semangat Keterbukaan Informasi Publik. Siap-siap Sidang Sengketa Informasi?

Share This Article
Facebook Email Print

ASPIRASI RAKYAT MERDEKA

Ad imageAd image

POSTER

Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image

Trending Stories

KaltaraTarakan

Gubernur Zainal Lantik Bustan Jadi Pj Sekprov Kaltara

April 18, 2025
KaltaraTarakan

Aksi Damai di Tarakan: Belasan Ormas Adat Serukan Penolakan Grib Jaya Di Kaltara

Mei 17, 2025
Opini

PLBN Sebatik: Diresmikan, Tapi Belum Dihidupkan

April 9, 2025
Blog

Polda Kaltara Sita 907 Botol dan 51 Kaleng Minuman Beralkohol, Hasil Operasi Pekat Kayan 2025

Maret 3, 2025
BulunganKaltara

Pemprov Kaltara Gelar Workshop Satu Data Daerah, Wujudkan Pembangunan Berbasis Data Akurat

Mei 9, 2025
KaltaraNunukan

Gubernur Kaltara Buka Eksibisi Triathlon 2025: Momentum Perkuat Nasionalisme di Perbatasan

Mei 30, 2025

ASPIRASI RAKYAT MERDEKA

Office Addres : Jl .Bersama 1 gg Buntu 45 RT. 45 Kel. Kr Anyar Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan, Kalimantan Utara 77111 Telp. : +62 821-5916-5307 Redaksi : +62 813-4703-1287

Follow US on Social Media

Facebook Youtube Steam Twitch Unity

© Aspirasi Rakyat Merdeka.2025.

Aspirasi Rakyat Merdeka

-..-

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Contack
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?