TANJUNG SELOR — “Ketika banjir melanda Bulungan tahun lalu, atau saat kebakaran hutan mengancam napas warga Malinau, PMI Kaltara selalu ada di garis depan. Mereka bukan sekadar relawan—mereka adalah peluk tangan-tangan yang gemetar, penyambung harapan di tengah bencana.”
Kalimat itu mengalir haru dari H. Datu Iqro Ramadhan, S.Sos., M.Si, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Kaltara, mewakili Gubernur saat membuka Musyawarah Provinsi (Musprov) Ke-2 PMI Kaltara di Ruang Serbaguna Kantor BPSDM Bulungan, Kamis (1/5) malam.
Kaltara merupakan provinsi perbatasan dengan medan berbukit, akses terbatas, dan ancaman bencana hidrometeorologi adalah bukti nyata kerja PMI. Datu Iqro menyebut satu contoh: ketika tim relawan yang harus mendayung perahu karet 12 jam untuk evakuasi warga terisolasi banjir di Long Bawan. Ini adalah dedikasi Tanpa Lelah di Medan Terberat.
“Ini bukan sekadar tugas, tapi panggilan jiwa,” ujarnya, disambut tepuk tangan 150 peserta yang hadir—termasuk Ketua PMI Kaltara Ir. H. Syaiful Herman, M.A.P. dan Sudirman Said dari PMI Pusat.
Dengan tema “Mewujudkan Kemanusiaan Melalui Sinergi dan Kepedulian”, Datu Iqro menekankan kolaborasi multipihak yakni dari Pemerintah berupa alokasi anggaran pelatihan relawan, dari pihak Swasta berupa donasi alat medis dan logistik darurat serta dari masyarakat yakni partisipasi dalam community-based disaster response. Ini adalah bentuk sinergi untuk Kaltara Tangguh.
“Kita pernah membuktikan ini saat PMI dan TNI bersama-sama bangun dapur umum untuk pengungsi gempa Nunukan,” katanya.
Acara puncak adalah penyerahan piagam kepada relawan dan pengurus PMI periode 2020–2025. Sorot mata lelah tapi bangga terlihat di wajah Maria, relawan bidan yang selama 5 tahun layani ibu hamil di daerah terpencil.
“PMI adalah keluarga kedua kami. Darah yang didonasikan, pelatihan pertolongan pertama, sampai pendampingan psikososial, semua bukti bahwa kemanusiaan tak kenal batas,” pungkas Datu Iqro.***(dkisp)