SUBSCRIBE
Aspirasi Rakyat Merdeka
  • Home
  • Kaltara
    • Pemprov
    • Bulungan
    • Tarakan
    • Nunukan
    • Tana Tidung
  • Kriminal
  • Kaltim
  • Nasional
  • Internasional
  • Politik
  • Opini
  • My Bookmarks
Reading: ONE FLAG, ONE NATION, ONE DESTINATION MONKEY D. LUFFY
Share
Aspirasi Rakyat MerdekaAspirasi Rakyat Merdeka
Font ResizerAa
  • Home
  • Kaltara
  • Kriminal
  • Kaltim
  • Nasional
  • Internasional
  • Politik
  • Opini
  • My Bookmarks
Search
  • Home
  • Kaltara
    • Pemprov
    • Bulungan
    • Tarakan
    • Nunukan
    • Tana Tidung
  • Kriminal
  • Kaltim
  • Nasional
  • Internasional
  • Politik
  • Opini
  • My Bookmarks
Have an existing account? Sign In
Follow US
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Opini

ONE FLAG, ONE NATION, ONE DESTINATION MONKEY D. LUFFY

admin01
admin01
Published Agustus 5, 2025
Share
3 Min Read
SHARE

Nama: Ilham Mushariawan

(Sekjend ICMI Muda Kalimantan Utara)

 

Dalam beberapa hari terakhir, bendera Jolly Roger dari anime One Piece simbol bajak laut Topi Jerami (Straw Hat Pirates) banyak dikibarkan oleh generasi muda dalam berbagai kegiatan, dari konvoi kemerdekaan hingga aksi solidaritas. Meskipun berasal dari budaya populer Jepang, simbol ini telah mengalami redefinisi makna. Tidak hanya sebagai ikon hiburan, tetapi juga sebagai bentuk ekspresi kebebasan, perlawanan terhadap ketidakadilan, dan solidaritas.

Fenomena ini menjadi menarik ketika dihubungkan dengan semboyan nasionalistik: “One Flag, One Nation, One Destination.”

Ilustrasi Foto by AI

Dalam sosiologi, simbol memiliki kekuatan untuk membentuk kesadaran kolektif. Menurut Émile Durkheim, simbol-simbol seperti bendera bukan hanya penanda visual, tetapi juga perekat nilai dan norma dalam masyarakat. Bendera One Piece meski fiktif menjadi representasi nilai-nilai kebebasan, loyalitas, dan mimpi bersama.

Munculnya bendera Topi Jerami dalam konteks kemerdekaan menunjukkan bagaimana budaya populer membentuk bentuk-bentuk identitas baru di tengah generasi muda. Simbol tersebut tidak lagi hanya merujuk pada bajak laut fiktif, melainkan pada gagasan perjuangan melawan penindasan, solidaritas tim, dan perjalanan mencari makna hidup.

Mengacu pada teori Benedict Anderson, bangsa adalah “komunitas yang dibayangkan” (imagined community). Dalam konteks ini, mereka yang mengibarkan bendera One Piece seolah menjadi bagian dari komunitas global yang berbagi semangat perlawanan terhadap ketidakadilan, seperti halnya Straw Hat Crew melawan sistem dunia yang tiranik.

Dari sudut filsafat, bendera One Piece dapat dibaca sebagai simbol perlawanan eksistensial terhadap dunia yang absurd, seperti yang dijelaskan oleh Albert Camus. Para karakter dalam anime tersebut tidak memiliki tempat dalam sistem yang mapan, namun mereka memilih untuk tetap hidup, bermimpi, dan memperjuangkan nilai-nilai mereka.

Bendera bukan sekadar kain, tetapi lambang pilihan sadar manusia untuk hidup bebas. Dalam konteks One Piece, bendera Topi Jerami melambangkan pilihan Luffy dan kawan-kawan untuk hidup di luar sistem dunia yang menindas. Ini selaras dengan semangat kemerdekaan berani menentukan arah hidup sendiri, tanpa dikekang otoritas yang sewenang-wenang.

Meskipun kru Topi Jerami berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka bersatu karena satu nilai: kebebasan dan persaudaraan. Ini mencerminkan filosofi sosial pluralisme harmonis, bahwa bangsa tidak dibangun oleh keseragaman, melainkan oleh keberagaman yang dipersatukan oleh nilai bersama.

Dalam One Piece, tujuan mereka bukan sekadar harta (One Piece), melainkan pencapaian ideal pribadi dan bersama: kebebasan, keadilan, dan persahabatan. Ini sejajar dengan makna kemerdekaan sejati: bukan hanya lepas dari penjajahan fisik, tetapi bebas dalam berpikir, memilih, dan mewujudkan nilai luhur bangsa.

Fenomena pengibaran bendera One Piece dalam konteks peringatan kemerdekaan bukanlah sekadar tren estetika, tetapi refleksi sosiologis dan filosofis tentang bagaimana generasi baru memaknai kemerdekaan. “One Flag, One Nation, One Destination” bukan hanya semboyan patriotik, melainkan pernyataan nilai bahwa dalam keberagaman, manusia mencari satu bendera simbol perjuangan, satu bangsa simbol persaudaraan, dan satu tujuan simbol kebebasan sejati.***

You Might Also Like

PLBN Sebatik: Diresmikan, Tapi Belum Dihidupkan

Memaknai Sila ke 5 Pancasila Melawan Abuse Of Power..!!! 

Gubernur Konten…

Membangun Tarakan Menjadi Kota Kreatif

OPINI: Dalam lapar, mereka menolong kita—Palestina dan hutang solidaritas Indonesia

Share This Article
Facebook Email Print

ASPIRASI RAKYAT MERDEKA

Ad imageAd image

POSTER

Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image

Trending Stories

Nasional

Indonesia terjunkan 80 ton bantuan ke Gaza lewat airdrop

Agustus 21, 2025
KaltaraTarakan

Semangat Kebangsaan Menggelora, diPeringatan Harkitnas ke 117 Tahun, di Sekolah MI dan SMA NU 1 Tarakan

Mei 20, 2025
KaltaraPemprov

Gubernur Apresiasi Pengabdian Amiek Mulandari sebagai Kajati Kaltara

Juli 1, 2025
KaltaraTarakan

18 Siswa SMA NU 1 Tarakan Dilepas, Kepala Sekolah Tekankan Pentingnya Adab

Mei 15, 2025
BulunganKaltara

Wagub Ingkong Ingatkan ASN Tunjukkan Semangat Kerja dan Pelayanan Publik

Mei 5, 2025
Opini

MENANTI ENERGI BARU DARI BUPATI BARU…

April 29, 2025

ASPIRASI RAKYAT MERDEKA

Office Addres : Jl .Bersama 1 gg Buntu 45 RT. 45 Kel. Kr Anyar Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan, Kalimantan Utara 77111 Telp. : +62 821-5916-5307 Redaksi : +62 813-4703-1287

Follow US on Social Media

Facebook Youtube Steam Twitch Unity

© Aspirasi Rakyat Merdeka.2025.

Aspirasi Rakyat Merdeka

-..-

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Contack
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?